Rabu, 09 Februari 2011

Pasar Sayur Plaosan

Apabila kita masuk kota Plaosan, pertama kali kita akan melihat Pasar Sayur Plaosan. Biasanya, Pasar Sayur Plaosan ini aktif pada pagi hari sekitar pukul 04.00 – 08.00 WIB, serta di sore hari pukul 16.00 – 19.00 WIB. Di siang hari, pasar ini hampir tidak aktif, tapi masih ada satu dua pedagang yang menjual sayurannya.

Pasar Sayur Plaosan adalah satu satunya pasar sayur di Kecamatan Plaosan. Pasar ini sebagai tempat bagi petani untuk menjual sayuran hasil panen mereka. Karena banyak sekali penduduk Plaosan yang bekerja sebagai petani, pasar ini pada jam aktif sangat ramai dikunjungi petani.
Harga sayur di Pasar Sayur Plaosan hanya mencapai setengah harga dari sayur yang dijual di pasaran. Tapi jangan salah, kualitas sayur di Pasar Sayur Plaosan bisa dipastikan lebih bagus daripada kualitas sayuran di pasaran biasa. Sayur disini dijamin masih segar dan kandungan gizinya jelas lebih bagus.
Biasanya, pengunjung dari luar kota, sering membeli sayur dipasar ini sebagai oleh oleh. Apabila kita tidak bisa menawar sayuran, harga sayuran akan melejit jauh lebih mahal dibanding harga biasanya. Kenapa? Karena Pasar Sayur Plaosan termasuk pasar tradisional yang masih menggunakan meode tawar menawar, bukan seperti di mall atau di mini market , jadi bagi anda yang belum bisa menawar, sebaiknya meminta bantuan orang yang ada sekitar sebelum membeli sayuran.

Di pasar sayur ini juga banyak warung makan, ada sate, pecel, nasi uduk, rawon dll. Eits, tapi jangan salah, walaupun ini pasar sayur, pasar ini kebersihannya terjaga. Warungnya terbuat dari beton dan lebih bagus daripada warung yang lain (yaiyalah kan warungnya baru di bangun)
Bagi anda yang akan berkunjung ke Plaosan atau ke Wisata Telaga Sarangan, jangan lupa mengunjungi Pasar Sayur Plaosan untuk mendapatkan oleh oleh sayur segar dan bergizi !

==SUKSES W0NG PLAOSAN==

Minggu, 06 Februari 2011

Cangkul Alat Tradisional untuk Membajak Sawah

           CANGKUL sebuah alat tradisional yang biasanya digunakan penduduk pedalaman untuk membajak sawah. Alat ini sebagai alternatif warga desa apabila mereka tidak punya sapi untuk membajak, ataupun tidak punya mesin pembajak sawah.....
               Menurut Pak Wagiyo, salah satu warga desa yang masih menggunakan cangkul, membajak sawah dengan menggunakan cangkul hanya mengeluarkan banyak tenaga, tidak mengeluarkan uang sama sekali.
                Di zaman yang kian maju ini, membajak menggunakan cangkul memang sudah amat langka, hanya penduduk yang ekonominya menengah ke bawahlah yang masih menggunakan cangkul sebagai mesin pembajak sawah.
               Sebenarnya membajak menggunakan cangkul adalah budaya petani yang harus dilestarikan, tapi sekarang karena majunya teknologi yang kian pesat, petani sudah tidak mau ambil pusing, mereka menggunakan cara yang canggih untuk mencangkul sawahnya, dengan menggunakan sapi misalnya. Sapipun sekarang sudah dinilai kurang efektif, karena selain menghabiskan banyak waktu, sapi yang digunakan membajakpun harus berukuran jumbo agar lebih kuat dalam membajak sawah.

              Penduduk sekarang lebih banyak menggunakan mesin traktor sebagai alat untuk membajak sawahnya. Selain hemat biaya (tidak perlu punya sapi) memakai mesin traktor juga menghemat waktu. Selain itu, menguunakan mesin traktor juga akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan dibanding menggunakan bajak atau cangkul. Traktor biasanya tidak dimiliki oleh perorangan. Biasanya ada jasa traktor tersendiri. Orang yang mempunyai traktor akan menyewakan traktornya kepada yang membutuhkan. Selain itu mereka juga menyewakan tenaga canggih di bidang traktor agar hasil bajakan menggunakan traktor lebih terlihat bagus. Walaupun biayanya terbilang mahal, tapi cara inilah yang banyak dipilih penduduk selain menggunakan cangkul ataupun bajak.