CANGKUL sebuah alat tradisional yang biasanya digunakan penduduk pedalaman untuk membajak sawah. Alat ini sebagai alternatif warga desa apabila mereka tidak punya sapi untuk membajak, ataupun tidak punya mesin pembajak sawah.....
Menurut Pak Wagiyo, salah satu warga desa yang masih menggunakan cangkul, membajak sawah dengan menggunakan cangkul hanya mengeluarkan banyak tenaga, tidak mengeluarkan uang sama sekali.
Di zaman yang kian maju ini, membajak menggunakan cangkul memang sudah amat langka, hanya penduduk yang ekonominya menengah ke bawahlah yang masih menggunakan cangkul sebagai mesin pembajak sawah.
Sebenarnya membajak menggunakan cangkul adalah budaya petani yang harus dilestarikan, tapi sekarang karena majunya teknologi yang kian pesat, petani sudah tidak mau ambil pusing, mereka menggunakan cara yang canggih untuk mencangkul sawahnya, dengan menggunakan sapi misalnya. Sapipun sekarang sudah dinilai kurang efektif, karena selain menghabiskan banyak waktu, sapi yang digunakan membajakpun harus berukuran jumbo agar lebih kuat dalam membajak sawah.
Penduduk sekarang lebih banyak menggunakan mesin traktor sebagai alat untuk membajak sawahnya. Selain hemat biaya (tidak perlu punya sapi) memakai mesin traktor juga menghemat waktu. Selain itu, menguunakan mesin traktor juga akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan dibanding menggunakan bajak atau cangkul. Traktor biasanya tidak dimiliki oleh perorangan. Biasanya ada jasa traktor tersendiri. Orang yang mempunyai traktor akan menyewakan traktornya kepada yang membutuhkan. Selain itu mereka juga menyewakan tenaga canggih di bidang traktor agar hasil bajakan menggunakan traktor lebih terlihat bagus. Walaupun biayanya terbilang mahal, tapi cara inilah yang banyak dipilih penduduk selain menggunakan cangkul ataupun bajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar